Wednesday, November 9, 2011

Menjadi K-R-I-S-T-E-N bagi para remaja

Sebagai remaja kristen, kita dapat belajar untuk berperilaku sesuai karakter kristiani melalui akronim K-R-I-S-T-E-N berikut ini :

K=Kreatif
Sebagai remaja, kreatif bukanlah sesuatu yang asing. Biasanya anak-anak muda memiliki gagasan-gagasan segar dan baru serta mudah untuk mempelajari hal-hal baru  pula. Namun dalam katian dengan karakter remaja kristen, kreatif bukan sekedar kemampuan mewujudkan gagasan-gagasan baru, tetapi memiliki nilai yang lebih dalam.
Kreatifitas yan dituntut dari anak muda berkarakter kristiani terutama dalam hal menyikapi kehidupan. Para motivator andal sering menyebutnya : Thingking outside the box. Maksudnya adalah kita harus membuka cakrawala berpikir kita bukan lagi hanya terbatas pada paradigma berpikir yang lama dan sama, melainkan memiliki keterbukaan terhadap paradigma baru dan berbeda. Dengan memiliki paradigma yang baru, kita akan dimapukan menghadapi masalh betapapun sulitnya dan tidak mudah menyerah. Kreatifitas sangat dibutuhkan sebagai bekal menghadapi kehidupan. Ketika semua orang mengatakan tidak ada jalan, maka kreatifitaslah yang akan membuat kita tetap optimis dan mengatakan: "selali akan ada jalan lain. Kreatifitas jugalah yang membuat kita tetap bersemangat menjalani hidup, karena kita yakin bahwa setiap hari selalu ada hal-hal baru yang tersedia bagi kita (Ratapan 3:22,23).

R= Rendah Hati
Menjadi rendah hati bukan masalah sederhana. sebab dalam mempraktikan kerendahan hati kita benar-benar harus memindahkan fokus kita dari diri sendiri kepada orang lain. Hal ini sungguh menantang, sebab biasanya kita senang bila kita yang mendapatkan perhatian. Rendah hati memerlukan keberanian yang besar. Keberanian untuk menerima bahwa mungkin saja kita tidak lagi menjadi pusat perhatian.
Keberanian untuk mulai memikirkan bahwa orang lain juga memiliki hal-hal penting untuk diperhatiakan. Keberanian untuk rela membiarkan orang lain juga menerima hal-hal yang baik dari orang-orang di sekitarnya. Kita sering gagal mempraktikkan kerendahan hati, karena kita terlalu takut untuk tidak mendapat perhatian dari orang-orang disekitar kita. Kita khawatir tidak lagi menjadi 'favorit' atau populer, atau pujian dan sanjungan bagi kita akan berkurang. Teens, Alkitab mengajarkan bahwa rendah hati justru akan mengantar kita menemukan kehormatan sejati (Amsal 15:33; 18:12; 22:4). Kita bisa mulai dengan bersikap ramah dan sopan kepada semua orang yang setiap hari ada di sekitar kita, di rumah, di sekolah, atau di gereja. Tanpa kecuali. Artinya sikap ramah dan sopan yang kita tunjukkan adalah sikap yang tulus dan tidak membeda-bedakan. Jangan pikirkan sambutan atau balasan apa yang akan kita terima dari keramahan kita. Apa pun itu, tidak boleh menyurutkan langkah kita untuk tetap bersikap ramah dan sopan.

I= Integritas
Karakter ini menuntut kesatuan kata dan perbuatan. Hal ini penting untuk dipupuk sejak muda, karena intergritas menunjukkan kualitas kepribadian yang unggul. Integritas juga sangat dibutuhkan ketika kita masuk dalam kehidupan bermasyarakat, sebab dengan memiliki integritas kita menjadi pribadi yang layak dipercaya. Keteguhan berpegang pada prinsip-prinsip kebenaran, kejujuran, dan ketulusan adalah ciri-ciri utama seorang yang memiliki integritas. Mengapa sejak muda kita harus belajar memiliki itegritas? Karena itegritas bukanlah sesuatu yang bisa datang secara tiba-tiba atau tumbuh dengan cepat (instant). Integritas harus melewati ujian waktu dan berbagai kesulitan. Semakin dini kita memulai memupuk itegritas kita, semakin kuat hal itu tertanam dalam diri kita. Kisah Daniel, dalam pembuangan di Babel adalah contoh tentang bagaimana pentingnya integritas menjadi karakter utama. Daniel dan kawan-kawannya pada akhirnya menjadi orang yang berhasil meskipun mereka berada di pembuangan.

S= Setia
Remaja terkenal dengan sikap setia kawan. Solidaritas yang tinggi dengan teman-temannya memang merupakan modal pertemanan remaja. Namun kesetiaan dalam konteks ini berbeda dengan sekadar bersikap solider terhadap teman. Setia (faithful) sebagai karakter kristiani, adalah sikap memercayakan diri seutuhnya kepada Tuhan Allah. Jika disederhanakan, maka sikap memrcayakan diri kepada Allah berarti kita percaya bahwa Allah yang menata dan merenda hidup kita. Allah yang selalu ada dalam segala aspek hidup kita. Namun, 'percaya' itu tidak hanya sekedar mengakui, tetapi yang lebih oenting lagi adalah membuktkan sikap percaya itu. Pengakuan 'percaya' kita harus dapat 'dilihat'. Artinya, kita bisa saja mengatakan bahwa kita percaya, tetapi dalam kenyataannya siakp dan perilaku kita tidak mencerminkan percaya itu. Contoh perilaku yang menunjukkan 'percaya' adalah : kesetiaan kita beribadah kepada Allah. Ibadah bukan sekedar kegiatan rutin hari Minggu, Jiga bukan hanya formalitas. Ibadah yang sejati adalah yang mencerminkan kesetiaan yaitu kerinduan untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kemuliaan Allah (Roma 12:1,2) bukan hanya dalam kebaktian-kebaktian tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Seluruh kata dan karya kita semata-mata untuk kemuliaan Allah.

T=Tekun
Teens, salah satu ciri ketekunan adalah menyelesaikan tugas sempai tuntas. Apa yang terjadi dalam diri seorang remaja bila tidak memiliki ketekunan? ia akan menjadi cepat bosan, banyak mengeluh, dan gampang menyerah. Kita dapat menyebutkan banyak contoh tentang hal ini. Pekerjaan Rumah yang sulit, membuat kita segera mencari jalan pintas - menyalin saja dari teman. Belajar tekun sangat banyak manfaatnya. Secara psikologis kita akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah. Secara teknis, kita menjadi expert (ahli - terlatih) Melakukan pekerjaan itu karena kita mnekuninya. Ketekunan juga membuat hidup kita menjadi lebih ringan, sebab kita tidak terbiasa meninggalkan 'hutang' perkerjaan yang lama-kelamaan makin menumpuk, so teens, buang jauh-jauh kemalasan dan menunda-nunda pekerjaan, supaya kita dapat mengisi masa muda ini dengan ilmu pengetahuan, keterampilan dan hal-hal yang berguna sebanyak mungkin sebagai modal masa depan kita.

E= Empati
Menempatkan diri pada posisi orang lain, itulah esensi dari empati. Ketika kita meilha orang lain mengalami kesusahan, kita bukan hanya sekadar jatuh kasihan (simpati) tetapi juga memahami perasaan orang yang sedang kesusahan itu. Empati bergandengan erat dengan kepeduliaan. Empati akan menghilangkan keegoisan kita dan menumbuhkan semangat saling berbagi
kepada sesama. Kepedulian terhadap sesama bagaikan tali yang mengikat dan menyatukan kehidupan manusia. Untuk mampu menunjukkan sikap berempati, kita harus benar-benar merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang itu. Itulah sebabnya jangan takut terhadap kesulitan, atau kekecewaan. Pengalaman menghadapi kesuilitan hidup atau kekecewaan, bukan hanya mengajar kita untuk menjadi pribadi yang tangguh, tetapi juga membuat kita lebih mudah untuk berempati terhadap orang lain. Kesulitan kita untuk semakin memahami makna kehidupan.

N= Narsis
Teens, jangan berpikir negatif dulu dengan kata ini. Meskipun jarang digunakan untuk hal-hal yang positif, namun kini kita dapat memakainya secara positif,. Mengasihi diri sendiri (narsisme) salam semangat yang positif berarti memperlakukan diri sendiri sebaik-baiknya. Selain penting dan berguna, kemampuan mengasihi diri sendiri juga merupakan ukuran kemampuan kita mengasihi orang lain. Matius 22:39 dengan jelas mengatakan: "Kasihilah sesamamu, seperti dirimu sendiri". Mengasihi diri sendiri berarti kita bisa menerima diri kita apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihan kita. Jika kita tidak mampu menerima diri kita apa adanya, dapat dirasakan kita juga tidak mampu melakukan hal itu pada orang lain. Jika kita mengasihi diri sendiri maka kita akan melakukan hal-hal yang baik bagi diri kita sendiri. Menjaga keseshatan (menghindari dari rokok dan obat-obat terlarang), menjaga kebersihan diri (tidak malas mandi, atau sikat gigi) adalah contoh konkret bagaiman kita memperlakukan diri kita. Contoh yang lainnya pada bahasa inggris kita harus menulis kata I yang berarti saya dengan huruf besar, dimanapun letak kata itu berada, misalnya : Yesterday I went to Junior Church Danau Bogor Raya , yang berarti Kemarin saya pergi ke Junior Church Danau bogor Raya . Jika kita mampu melakukan hal-hal yang baik bagi diri kita sendiri, maka kita juga tidak akan mengalami kesulitan untuk melakukan hal-hal yang baik bagi orang lain.

So teens, bagaiman? tidak terlalu sulit bukan? Tujuh karakter kristiani di atas sebenarnya suda kita ketahui atau malah sudah akrab dengan hidup kita sehari-hari. Mungkin juga sudah pernah kit alakukan. Sebenarnya yang penting bukan sudah seberapa banyak yang kita ketahui, atau seberapa serin kita melakukannya, melainkan konstitensi (kesinambungan) dalam mempraktikkannya. Membangun karakter yang kuat harus dilakuakn secara terus-menerus dan mebutuhkan waktu yang lama. Hasilnya tidak mungkin dapat dinikmati sekarang. Namun percayalah, bahwa di masa depan nanti, kita akan menikmati hidup yang berkualitas karena keunggulan karakter kita memunculkan perilaku ktia yang terpuji dan teruji. Selamat berjuang untuk menjadi K-R-I-S-T-E-N.

Thursday, October 6, 2011

Yesus Pedoman hidup Manusia

Sebelum pesawat lepas landas biasanya beberapa pramugari cantik mendomenstrasikan hal yang peting bagi keselamatan jiwa semua penumpangnya. Pada suatu ketika ada seorang ibu dari sebuah desa terpencil naik pesawat menuju kota kediaman anaknya yang sulung. Sebagaimana biasa, sebelum lepas landas dua pramugari cantik mendemonstrasikan cara-cara menyelamatkan jiwam para penumpang yang ada dalam pesawat tersebut. Pada saat pramugari menjelaskan tentang berbagai cara penyelamatan diri sang ibu tua memperhatikan dengan sangat seksama.

Dua pramugari tadi mengatakan bahwa cara2 penyelamatan diri dalam keadaan darurat sudah diletakkan dalam kertas yang ditaruh pada kantong kursi di depan setiap penumpang. Setelah semuanya dijelaskan, ibu tersebut tampak bingung. Mungkin karena tidak mengerti cara2 menggunakannya. Kebetulan salah satu pramugari cantik yang memberikan penjelasan berdiri di dekat dengan sang ibu yang lugu tersebut

Karena tampak kebingungan, sang pramugari langus mendekati sang ibu dan bertanya : "Ibu permisi, ada yang bisa saya bantu?" "Ibu kelihatan bingung!" lanjut sang pramugari. "Iya saya bingung." "Kenapa bu?", tanya sang pramugari. Jawabnya sangat mengherankan pramugari :"Maaf, saya percaya bahwa kristus itu Allah! Kristus adalah pedoman hidup saya, bukan kertas2 panduan keselamtan itu!"

Monday, September 19, 2011

Apakah Engkau adalah Yesus?

Beberapa tahun yang lalu sekelompok salesman menghadiri pertemuan di Chicago.
Mereka menjanjikan kepada istri mereka masing-masing bahwa mereka akan selalu pulang untuk makan malam. Karena satu dan lain hal, pertemuan itu tidak selesao pada waktu yang ditentukan para suami itu harus buru-buru ke stasiun. Ketika mereka menorobos ke stasiun, salah seorang dari di antara mereka secara tidak sengaja menendang sebuah meja yang diatasnya ada keranjang penuh dengan apel. Tanpa berhenti, mereka terus naik ke kereta api dan tentu dapat menarik napas lega. Namun demikian, salah seorang diantara mereka merasa ragu-ragu dan merasa kasian kepada anak laki-laki yang meja apelnya ia robohkan. Ia mengucapkan selamat jalan kepada teman-temannya dan kembali ke stasiun ia sangat senang melakukan keputusan ini. Anak laki-laik yang berusia sepuluh tahun itu ternyata buta.


Kemudian, salesman itu mengumpulkan semua apel dan melihat bahwa beberapa buah sudah lecet. Dia mengambil dompetnya dan berkata kepada anak laki-laki itu. ''Ambillah uang ini sebagai ini ganti kerusukan yang kami lakukan tadi. Saya harap saya tidak membuatmu marah.'' Ketika ia akan pergi, anak laki-laki yang keheranan itu memanggilnya, ''apakah engkau Yesus?'' salesman itu berhenti dan merasa heran atas ungkapan si buta!

Wednesday, August 24, 2011

Mengorbankan Hidup untuk Memberi Hidup

Seorang tukang kebun memiliki serumpun bambu di sudut kebunnya.
Setiap tahun bambu-bambu itu bertambah tinggi dan kuat. Kemudian, suatu hari tukang kebun itu memperhatikan bambu-bambu itu, dia berdiri di depan batang bambu yang tertinggi dan berkata, "Sobat,saya membutuhkan engkau." Kata bambu itu, "Tuan, pakailah saya seperti yang tuan inginkan saya siap."
Kemudian, suara tukang kebun itu menjadi agak serius dan berkata, "Agar saya bisa memaikamu, engkau harus di belah menjadi dua." Tentu saja bambu itu kaget, "Membelah saya? Mengapa? Saya adalah bambu yang paling baik di kebun ini. Jangan lakukan itu. Pakailah saya seperti yang tuan kehendaki tapi janganlah membelah saya."
"Begini jika saya tidak membelah kamu, saya tidak bisa memakaimu."
Seluruh isi kebun itu terdiam, angin pun menahan napasnya. Bambu yang anggun itu perlahan-lahan menundukkan kepalanya dan berbisik"Tuan, jika itu adalah satu-satunya jalan untuk menggunakkan saya, maka lakukanlah itu."
"Tapi itu hanya sebagian dari semuanya," kata tukang kebun itu. "saya masih akan memotong semua cabang dan daunmu."
"Ya Tuhan, semoga itu tidak terjadi pada diri saya!" kata bambu itu, "hal itu akan merusak keindahanku. Tuan, kalau bisa janganlah pangkas cabang dan daun saya."
"Jika saya tidak memangkas cabang dan daun itu, saya tidak bisa memakaimu," Tegas tukang kebun itu. Matahari pun menyembunyikan wajahnya. Seekor kupu-kupu terbang dengan gelisah di sekitar itu. Bambu itu yang merasa sangat terpukul, kemudian menyerah,"Tuan, potonglah saya"
"Bambuku tersayang, saya masih harus lebih menyakitimu lagi. Saya harus mengambil hati dan bagian dalammu, jika tidak maka saya tidak bisa memakaimu." Bambu itu semakin menundukkan kepalanya dan berkata, "Tuan, potong dan pangkaslah saya sesuka Tuan."
Maka tukang kebun itu memotong bambu itu, memangkas cabang-cabang dan daun-daunnya, membelahnya di tengah, mengosongkan semua bagian dalamnya. Lalu ia membawa bambu itu melalui sebidang tanah kering menuju sumber air dan air pun mengalir ke tanah kering itu sehingga membuatnya menjadi subur

Demikianlah, hanya bila bambu itu dipotong, dipangkas, dan dibelah, dia bisa menjadi sumber berkat yang melimpah bagi banyak orang.

Kisah pohon bambu ini merupakan illustrasi yang baik unutk menggambarkan betapa mulianya pengorbanan diri secara total.

Dalam perayaan Paskah, umat kristen juga merayakan tindakan Yesus yang mau menyerahkan diri-Nya untuk keselamatan manusia. Penyerahan diri Yesus juga tidak setengah-setengah dan bahkan ia sampai rela mati di kayu salib.

9 Buah Roh

1. Kasih
2. Sukacita
3. Damai Sejahtera
4. Kesabaran
5. Kemurahan
6. Kebaikan
7. Kesetiaan
8 Kelemah lembutan
9. Penguasaan Diri

Tuesday, August 23, 2011

Belajar dari Gereja Perdana

1. Bertekun dalam pengajaran para rasul
Agar bisa hidup sesuai dengan kehendak Yesus yang mereka imani, Jemaat selalu mendengarkan ajaran Yesus sendiri yang disamapikan oleh para rasul. Ajaran Yesus itu, sekarang telah tertulis dalam Kitab Suci. Gereja di zaman sekarang tetap bertekun dalam ajaran Yesus dengan membaca dan merenungkan Sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci. Dalam ibadah setiap minggu, Kitab Suci selalu dibacakan oleh pengkhotbahnya dan jemaatnya mendengarkan. Dalam poin ini kita juga bisa mengambil arti kata BERTEKUN yakni mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh, apapun bisa kita kerjakan apabila kita TEKUN.
2. Hidup dalam persekutuan
Orang-orang yang percaya kepada Kristus tidak sekedar berkumpul tanpa saling mengasihi. Sebaliknya, mereka menjadi sebuah keluarga tempat para jemaatnya saling mengasihi. Para jemaat gereja di zaman sekarang pun, tidak sekedar berkumpul di gereja tanpa saling mengenal dan memerhatikan. Para jemaat gereja telah dipersatukan oleh Kristus dan menjadi keluarga orang-orang yang percaya kepada-Nya. Seperti Kristus telah mengasihi semua orang, para jemaat gereja pun diundang untuk saling mengasihi
3. Memecahkan roti dan berdoa
Para jemaat Gereja Perdana memcahkan roti untuk mengenang karya penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus. Sekarang, hal ini dilakukan dalam perjamuan kudus yang biasa dilakukan pada minggu ke 2 di Gerja Bethel Indonesia (GBI). Pada saat ini, para jemaat berkumpul sebagai satu keluarga untuk mengenangkan karya penyelamatan yang dilakukan oleh Kristus.
4. Penataan milik bersama
Para jemaat Gereja Perdana tidak mementingkan diri sendiri, tetapi memerhatikan kebutuhan dan kesulitan sesama. Mereka menyerahkan apa yang mereka miliki untuk membantu para jemaat lain yang berkekurangan. Hal ibi juga dilakukan dalam Gereja sekarang. Para jemaat Gereja yang memiliki kemampuan lebih daripada yang lain, diundang untuk mau membantu sesama yang berkekurangan. Para Jemaat Gereja secara bersama-sama juga membantu para anggota lain yang mengalami kesulitan dalam bidang pendidikan, kesehatan, dsb.
5. Hidup dalam sukacita
Para jemaat Gereja Perdana mengalami kegembiraan karena telah menerima kabar keselamatan Kristus. Mereka telah mengalami karya penyelamatan itu dan bersyukur atas semua yang telah dilakukan oleh Kristus bagi mereka. Mereka pun mewartakan kabar sukacita itu kepada orang-orang di sekitar mereka. Bagaimana mungkin orang mewartakan kegembiraan jika ia sendiri tidak mengalami kegembiraan?

Monday, August 22, 2011

Apakah benar Yesus lahir pada tanggal 25 Desember?


Spekulasi mengenai tanggal kelahiran Yesus Kristus sudah dilakukan orang sejak abad ke 3, ketika Sextus Julius Africanus pada tahun 221 menyusun dokumen berjulud ‘Chronographiai’ yang mencatat bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember. Pertama kali tanggal tersebut disebut sebagai tanggal khusus dicatat dalam Kalender Romawi Philoclian (Codex-Calendar 354). Perayaan Natal sempat menjadi kontroversi karena bapak-bapak Gereja seperti Tertulian dan Origen tidak mendukung bahkan cenderung menolak orang Kristen merayakan Natal.

Hari Natal kemudian diperkenalkan di Gereja wilayah timur pada 378M, di Konstantinopel pada 379M, di Antiokia 380M dan di Aleksandria pada 430M. Hari Natal juga kembali menjadi kontroversi pada abad ke 4 di Konstantinopel dan sempat tidak dirayakan sejak 381M, tetapi kemudian John Chrysostom, uskup Konstantinopel pada 400M, kembali memperkenalkan tanggal tersebut.

Tanggal tersebut kemudian menjadi tanggal resmi untuk hari Natal sebagian alasannya adalah untuk menggantikan pesta Saturnalia orang Romawi dan hari raya musim dingin (winter solstice) yang dirayakan oleh penduduk di bagian utara daratan Eropa. Pada saat itu penting bagi orang-orang Kristen yang pada saat itu baru beralih dari agama lama mereka untuk berhenti merayakan pesta berhala tersebut.

Setelah itu sejarah gereja mencatat bahwa perayaan Natal sempat kurang dirayakan dan kemudian kembali menjadi perayaan utama ketika Raja Richard II dari Inggris merayakan natal secara besar-besaran pada tahun 1377. Setelah reformasi Protestan, perayaan Natal dilarang di daerah koloni Inggris di Amereka oleh gereja Puritan pada 1647. Tetapi muncul protes dari mereka yang mendukung Natal. Gerakan Restorasi pada tahun 1660 mencabut larangan tersebut tetapi banyak pihak yang masih menolak merayakan Natal.

Setelah perang kemerdekaan Amerika selesai pada 1781, Natal kembali tidak dirayakan karena dianggap sebagai tradisi penjajah Inggris, tetapi pada 1843 Chales Dickens menulis buku ‘A Christmas Carol’ yang mengangkat kembali semangat Natal dengan menekankan pentingnya keluarga, kasih kepada sesama dari pada kesenangan duniawi. Sejak itu Natal kembali menjadi perayaan yang populer hingga sekarang bahkan sampai ke seluruh dunia.

Selain tanggal 25 Desember, sebagian Gereja Ortodoks merayakan natal pada tanggal 7 Januari sedangkan Gereja Armenia merayakannya pada tanggal 10 Januari. Di beberapa tempat di Inggris tanggal 6 Januari masih disebut sebagai Old Christmas.

Namun pada umumnya, tanggal 25 Desember kemudian menjadi semakin diterima sebagai tanggal kelahiran Yesus Kristus. Namun apakah tanggal 25 Desember benar-benar tanggal kelahiran Yesus? Ada kelompok yang percaya bahwa Yesus lahir pada musim panas atau musim gugur, karena pada musim dingin (Desember) akan terlalu dingin bagi para gembala untuk berada di padang bersama ternak-ternak mereka. Tetapi ada bukti sejarah yang mencatat bahwa domba yang tidak bercacat untuk korban di Bait Suci digembalakan di padang dekat Betlehem pada musim dingin.

Tetapi yang jelas, kita tidak tahu secara pasti kapan Sang Juru Selamat dilahirkan. Bahkan kita tidak tahu secara pasti pada tahun berapa Yesus dilahirkan. Para ahli berpendapat Yesus lahir antara tahun 6 sampai 4 sebelum masehi. Satu hal yang pasti: Jika Tuhan memang merasa bahwa hal tersebut harus kita ketahui, maka Tuhan pasti menyertakannya dalam Alkitab. Injil Lukas mencatat secara sangat detail dan spesifik mengenai peristiwa kelahiran Yesus, bahkan sampai kepada kain lampin yang dikenakan oleh bayi Yesus dan bahwa Ia terbaring di palungan (Luk 2:12). Hal-hal ini penting untuk dicatat karena berbicara mengenai sifat dan karakterNya, lemah lembut dan rendah hati. Tetapi tanggal kelahirannya sama sekali tidak dicatat, artinya Tuhan tidak menganggap hal tersebut penting.

Faktanya adalah bahwa Yesus lahir ke dunia ini, Ia datang untuk mati menebus dosa kita, dan bangkit kembali dalam kekekalan, dan bahwa Ia hidup sekarang dan selama-lamanya. Inilah yang harus kita rayakan

Zakaria 2:10 menuliskan:
Bersorak-sorailah dan bersukarialah, hai puteri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang dan diam di tengah-tengahmu, demikianlah firman TUHAN.”

Malaikat-malaikat pun memberitakan kepada para gembala di padang dalam Lukas 2:10:
"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”

Tentunya hal ini saja sudah menjadi alasan yang sangat kuat agar kita untuk mengucap syukur, bukan saja satu kali setahun tetapi setiap hari!

Daftar Pustaka:
• Encyclopedia Britannica
• Wikipedia Online
• Why Christmas.com
• SABDA.org
• Got Question.org

Pulihkanku

Ketikaku terlelap dalam kesesakan dunia
ketikaku tenggelam dalam larutan dosa
Kau angkatku melebihi
sgala yang ku bayngkan

Pulihkanku ampuniku, atas sgala yang tlah kulakukan
bebaskanku, ubahkanku sbab Engkaulah Tuhan empunya hidupku

Socrates' Three Tests



Socrates (469 SM–399 SM) adalah seorang filsuf Yunani yang sangat terkenal.

Suatu hari seorang teman akrab Socrates datang dan berkata, "Socrates, Anda tahu apa yang saya dengar tentang salah satu murid Anda?"

"Tunggu sebentar," Jawab Socrates. "Sebelum Anda memberitahu saya, saya mau anda lulus sebuah tes kecil, yang saya sebut tiga pertanyaan penyaringan."

"Tiga pertanyaan penyaringan?" tanya sang teman.

"Betul," lanjut Socrates, "Sebelum Anda berbicara tentang murid saya, mari kita ambil waktu sejenak untuk melakukan penyaringan terhadap apa yang akan Anda katakan."

"Penyaringan pertama adalah soal kebenaran. apakah Anda sudah 100% yakin apa yang akan Anda katakan itu benar?"

"Hmmm… tidak juga," orang itu berkata, "sebenarnya saya hanya mendengar saja tentang itu."

"Baiklah," kata Socrates, "jadi Anda sebetulnya tidak tahu persis apakah memang itu benar atau tidak."

"Sekarang kita coba penyaringan kedua, yaitu penyaringan kebaikan,” Lanjut Socrates,”Apakah yang akan Anda sampaikan tentang murid saya ini adalah sesuatu yang baik?"

"Tidak, justru sebaliknya." Jawab orang tersebut.

"Jadi," jawab Socrates, "Anda mau menyampaikan sesuatu yang buruk kepada saya tentang murid saya itu, walaupun Anda tidak yakin bahwa itu benar?"

Orang tersebut hanya bisa mengangkat bahu, sedikit malu.

Socrates melanjutkan, "Tapi mungkin Anda masih bisa lulus penyaringannya, karena masih ada penyaringan yang ketiga, yaitu penyaringan kegunaan."

"Apakah sesuatu yang Anda ingin katakan tentang murid saya itu akan berguna bagi saya?"

"Tidak juga..." jawab orang tersebut.

"Baiklah," Socrates menyimpulkan, "Kalau apa yang Anda mau katakan kepada saya tidak benar, tidak baik dan tidak ada gunanya, buat apa menceritakan semua itu kepada saya?"

Happy Birthday Indonesiaku

Dear, Indonesia Happy birthday yang ke 66
Aku berdoa agar engkau tetap jaya dan menjadi negara yang maju
Aku rindu untuk engkau di jamah oleh Tuhan sehingga engkau dan seluruh rakyatmu memuliakan nama Tuhan


Amien

3 Komponen utama firman tuhan

Perintah, Ajaran dan teguran yg mendidik!"Karena perintah itu pelita dan ajaran itu cahaya dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan" (Amsal 6:23). Perintah itu terang yang memberi petunjuk(Mazmur 119:105). Itulah sebabnya Daud dl 7 ayat sebelumnya (Mazmur 119 : 98-104) perlihatkan bahwa printah Tuhan menghasilkan 7 hal : 1. membuat jadi bijaksana (ayat 98). 2. membuat lebih berakal budi ( ayat 99), 3. Membuat lebih mengerti (ayat 100), 4. Membuat lebih dapat menahan diri (ayat 101), 5. membuat tidak menyimpang (ayat 1,2) 6. memberi rasa bagi hidup (ayat 103), 7. membuat benci ketidak benaran  (ayat 104)

TETAPLAH DI DALAM TUHAN DAN FIRMANNYA

GBU
@Created by : Andi Gabriel